Pertanyaan Mengenai Alkitab pada Kitab Pengkhotbah


P: Dalam Pengkhotbah, mengapa sebuah kitab yang skeptis seperti kitab Pengkhotbah bisa ada di Alkitab?
J: Tuhan mencintai hal-hal yang skeptis juga. Pada kenyataannya, Tuhan ingin menunjukkan maksudNya pada kehidupan mereka, pada orang yang belum menemukan banyak tujuan untuk hidup mereka. Sebenarnya, orang yang melihat kehidupan sebagai sesuatu yang tidak berarti akan memiliki keuntungan dari yang lain. Mereka dapat lebih mudah untuk melepaskan ambisi pribadi mereka dan menurut pada maksud Tuhan, jika mereka sudah sedari dulu melihat betapa tidak berartinya tujuan mereka itu, selain dari mengikut Tuhan. Sayangnya, banyak seperti orang Farisi dalam Lukas 7:30 yang menolak maksud Tuhan bagi diri mereka.
Pengkhotbah dapat dibaca dari beberapa sudut pandang. Kitab ini dapat dianggap sebagai sebuah pekerjaan bagi mereka yang gila kerja, yang dipenuhi kebijaksanaan dalam diri mereka, dan kesimpulan logis tentang pemikiran eksistensial.

P: Mengapa Pengkhotbah tidak dikutip dalam Perjanjian Baru?
J: Tidak ada aturannya kalau kitab ini harus ada di dalam Perjanjian Baru. Pengkhotbah adalah kitab yang luar biasa yang bercerita mengenai ketidakberartian hidup tanpa Tuhan. Karena Perjanjian Baru utamanya bercerita tentang kehidupan bersama Tuhan, maka Pengkhotbah tidak ada di sana.
Namun, sementara Pengkhotbah tidak secara langsung dikutip, banyak dari pengajarannya diulangi lagi. Seperti contohnya, Yesus berkata kita tidak seharusnya berdoa dengan kata yang bertele-tele (Matius 6:7 dan Pengkhotbah 5:2). Paulus mengatakan kecintaan pada uang adalah akar dari semua kejahatan (1 Timotius 6:10 dari Pengkhotbah 5:10). Kita harus menjauhi nafsu orang muda (2 Timotius 2:22 dari Pengkhotbah 11:10) Kita menuai apa yang kita tabur (Galatia 6:7 dari Pengkhotbah 11:1). Semua makhluk ada waktu untuk meninggal (Ibrani 9:2 dari Pengkhotbah 3:2). Sebagaimana Geisler dan Howe mengatakan, "Apakah, atau bahkan seberapa sering, sebuah kitab dikutip tidak menentukan apakah kitab itu diilhami atau tidak."

P: Dalam Pengkhotbah, apakah garis besar dari kitab ini?
J: Pengkhotbah diatur dengan longgar. Beberapa komentator berpikir Pengkhotbah 6:7-12, 12:8, dan 12:9-14 adalah tiga kesimpulan yang terpisah. Yang lain berpikir seluruh pasal 12 adalah satu kesimpulan. Secara umum, garis besar yang modern dari kitab Pengkhotbah menjadi kedalam dua kategori.
Garis besar dari "Kenikmatan/ kegembiraan" adalah:
1:1-2:26
- 2:24-26 berbicara mengenai kenikmatan/kegembiraan
3:1-5:20 - 5:18-20 berbicara mengenai kenikmatan/kegembiraan
6:1-8:17 - 8:15-17 berbicara mengenai kenikmatan/kegembiraan
9:1-11:10 - 11:7-10 berbicara mengenai kenikmatan/kegembiraan
12 - Kesimplan
"Garis besar dengan dua bagian" adalah
1:3-11
Sebuah puisi mengenai kesia-siaan manusia
1:12-6:9 Menunjukkan kesia-siaan dari usaha manusia
6:10-11:6 Menunjukkan kesia-siaan kebijaksanaan manusia
11:7-12:14 Menikmati kehidupan kita, yang sementara ini, sebagai hadiah dari Tuhan
Namun, mengingat sebuah simfoni dari musik klasik seorang composer. Ia mungkin memiliki perbedaan gerakan, tapi ia memiliki tema yang muncul kembali berdasarkan ketrampilan seninya, bukan karena logika. Tidak akan mengejutkan melihat Salomo, penulis ilmu pengetahuan alam, puisi cinta, amsal-amsal, dan strategi perdagangan, mencampur komponen dari seni dan logika bersamaan, dan kedua komponen itu setiap bagianny dapat dibenarkan.

P: Apakah Pengkhotbah memiliki sebuah pengaruh dari tulisan Aram, yang mana bangsa Yahudi mengadopsinya setelah masanya Salomo?
J: Yang pertama adalah fakta, dan selanjutnya tiga kemungkinan.
Fakta: Para ahli bahasa membantah tentang tulisan Salomo. Ketika seorang cendikia dari Kristen Konservatif (Delitzsch) menemukan 96 "tulisan Aram" dalam Pengkhotbah, cendikia Kristen konservatif Hengstenberg menemukan hanya 10. Tulisan Salomo unik, dengan tidak memperlihatkan kedekatannya pada salinan bahasa Ibrani abad ke-5 daripada salinan bahasa Ibrani abad ke-10.
1. Tidak ditulis dalam sebuah gaya "saat itu", tapi lebih menunjukkan sebuah pengaruh Punisia dan Aram, yang kemungkinan besar Salomo pelajari dari pertemanannya dengan Hiram anak dari Abibaal, raja Punisia kota Tira.
2. Ahli tulis dari Ibrani kemudian memperbaharui beberapa bahasa menjadi gaya yang saat itu.
3. Penulis tidak pernah sesungguhnya mengatakan ia adalah Salomo. Namun, anak dari Daud yang memerintah di Yerusalem mungkin berarti Salomo atau salah satu dari keturunannya.

P: Apakah Pengkhotbah terlihat ditulis dari tahun 300-200 S.M?
J: Kitab ini pastinya ditulis lebih dulu dari tahun itu, potongan-potongan yang pertama dari kitab Pengkhotbah dalam gulungan dalam Dead Sea scrolls ditulis dalam abad kedua S.M. Namun, Asimov lupa untuk menyebutkan bahwa Pengkhotbah ditulis dalam bahasa Yunani Septuagin, yang diterjemahkan antara tahun 285 dan 160 S.M. Ini mungkin aneh bahwa tulisan Masoretik, Dead Sea Scrolls, dan tulisan Septuagin semuanya memiliki kitab ini, dan kitab ini ditulis pertama antara tahun 300 dan 200 S.M.

P: Dalam Pengkhotbah 1:1-2, apakah pengarang adalah "pengkhotbah", atau apakah itu nama aslinya?
J: Ketika beberapa orang berpikir bahwa itu adalah nama yang sebenarnya, nama ini tidak pernah digunakan dimanapun sebagai nama yang sebenarnya. Nama itu sangat mungkin berarti ia adalah seorang pengkhotbah, sama seperti seorang raja yang adalah anaknya Daud. Ini berarti Salomo. Juga, Mazmur 127 mengatakan ini ditulis oleh Salomo, dan pasal itu mengatakan tentang kesia-siaan membangun rumah tanpa Tuhan.

P: Dalam Pengkhotbah 1:2 dan Pengkhotbah 11:8, karena segala sesuatu tidak berarti, apakah itu termasuk Alkitab?
J: Pengkhotbah 1:3, menjadi stimulus untuk keseluruhan isi kitab. Segala sesuatu yang "di bawah matahari" berarti segala sesuatu dilakukan tanpa Tuhan atau sebuah perspektif yang abadi. Hal-hal ini sebenarnya, tidak berarti. Ayub 21:23-26 juga memunculkan sebuah nasib yang umum bagi tubuh mereka.

P: Dalam Pengkhotbah 1:4, bagaimana bisa bumi ada selamanya, karena 2 Pet 3:10 berkata bumi akan dimusnahkan, dan Wahyu 21:1 mengatakan bumi pertama akan lenyap?
J: Bahasa Ibrani untuk bumi memiliki sebuah variasi makna, seperti kata bumi dalam bahasa Inggris. Bumi dapat berarti tanah, negri, dunia ini, atau apa saja yang ada di dunia ini. Tuhan telah memilih untuk membuat apa yang ada di bawah permukaan bertahan hidup selamanya, tapi Tuhan akan menghapus permukaan sebersih yang Ia katakan dalam Zefanya 1:2-3. Bumi yang baru dalam Wahyu 21:1 akan berdasarkan apa yang ditinggalkan dari bumi yang lama.

P: Apakah Pengkhotbah 1:5 menunjukkan matahari bergerak mengitari bumi?
J: Yang pertama merupakan sebuah fakta yang bukan bagian dari jawabannya, dan berikutnya adalah jawabannya. Ketika orang modern atau orang zaman dahulu menggunakan sebuah term percakapan, seperti sesuatu yang terjadi pada saat matahari terbit atau matahari terbenam, itu tidak berarti mereka membahas tentang ilmu perbintangan atau astronomi. Namun, fakta itu tidak berhubungan dengan ayat ini, sebagaimana persoalan dalam Pengkhotbah 1:5 adalah matahari dan pergerakannya.
Salomo, dalam cara yang belum ilmiah, dengan akurat menggambarkan garis edar yang di buat matahari di langit. Ini benar bahwa kita tidak punya bukti bahwa Salomo sebenarnya mengetahui bumi mengitari matahari daripada yang sebaliknya. Ia pun masih dengan akurat menggambarkan periode peredaran matahari.
Yang menarik, jika seseorang "menterjemahkan" ayat ini kedalam term ilmiah, tetaplah sepenuhnya benar, karena kita dapat melihat pada ilmu fisika dan imu bintang dari pengertian relativistik dan bukan hanya sebuah pandangan abad ke-19. Para ilmuwan saat ini pastinya dapat mengatakan matahari yang mengitari bumi - dari kerangka orientasi bumi.

P: Apakah Pengkhotbah 1:6 menunjukkan angin harus kembali pada tempatnya berasal, seperti halnya matahari?
J: Penulis Pengkhotbah mengatakan yang sebenarnya, tapi samar-samar sekali di sini, mungkin ia tidak mengetahui segala sesuatu tentang angin. Namun, pokok yang ia kemukakan masih valid secara ilmiah. Bumi tidak secara bersih mendapat atau kehilangan "angin". Ketika tekanan udara lokal turun, maka kehilangan itu dipulihkan ketika tekanan udara meningkat. Sebuah sudut pandang ilmiah yang lebih menyimpulkan dari Pengkhotbah 1:6 adalah bahwa udara dan angin di dalam dunia berada dalam keseimbangan yang dinamis.

P: Dalam Pengkhotbah 1:7, bagaimana "sungai" kembali kepada tempatnya berasal?
J: Pengkhotbah 1:7 adalah sebuah penggambaran yang sederhana mengenai siklus air di bumi. Walaupun anda tidak percaya Tuhan mengilhami penulis dari kitab Pengkhotbah, anda harus mengakui ini adalah sebuah penelitian yang tajam dari sebuah budaya 1000 tahun sebelum Kristus datang, yang hanya mempunyai alat-alat yang biasa dan tidak mahal selama beberapa ratus tahun.

P: Dalam Pengkhotbah 1:9-10, dalam zaman teknologi, apakah benar-benar tidak ada yang baru di bawah matahari?
J: Banyak yang telah berubah dalam komunitas dan teknologi. Namun, bagaimana tentang manusia itu sendiri baru? Di luar dari teknologi, pertanyaan yang paling pokok mengenai kehidupan itu sendiri dalam Pengkhotbah tidak berubah. Kehidupan tanpa Tuhan adalah tidak berarti saat ini seperti di masa lalu. Apakah manusia hidup dalam sebuah rumah dalam masa Yesus, atau dalam rumah dengan menggunakan AC sentral saat ini, semua hal lain tidak akan berarti jika dibandingkan dengan perihal keabadian jiwa, dan tidak ada yang berubah dalam pandangan itu.

P: Dalam Pengkhotbah 1:11, karena tidak ada kenang-kenangan dari masa lampau, lalu bagaimana dengan sejarah?
J: Penulis Pengkhotbah tidak berkomunikasi bahwa tidak ada seorangpun pernah mengetahui perihal apapun di masa lalu, karena penulis sendiri menceritakan kejadian di masa lalu dalam tulisannya. Lebih lagi, setelah seseorang mati, aturan dan pengetahuan pribadi mereka hilang selamanya dari dunia ini.
Dalam beberapa saat, pemikiran sejarah, mayoritas dari informasi yang sangat banyak yang amat penting mengenai kerajaan dan kekaisaran zaman dahulu tidak hanya hilang, bahkan bukan sesuatu yang bernilai.

P: Dalam Pengkhotbah 1:12, apa yang sebenarnya dimaksudkan dari bahasa Ibrani di sini?
J: Beberapa orang telah menyatakan ini berarti "Aku ... dulu [dan sekarang tidak lagi] menjadi raja." Namun, kata kerja bisa saja diterjemahkan dengan "Aku ... telah menjadi [dan tetap menjadi] raja." Oleh karena itu, Pengkhotbah 1:12 tidak menyebut pertanyaan mengenai berapa lama penulis tetap menjadi raja.

P: Dalam Pengkhotbah 1:13 dan Pengkhotbah 4:8 dapatkah kata bahasa Ibrani mengartikannya?
J: Ini dapat diterjemahkan "tugas yang berat" kata pertama dalam bahasa Ibrani ('ra) mempunyai variasi makna yang luas. Itu dapat berarti kejahatan, kesengsaraan, keadaan yang bahaya, kemalangan, dan lain sebagainya. Kata dalam bahasa Ibrani untuk tugas, 'inyan, juga dapat berarti "pekerjaan" atau "urusan".

P: Dalam Pengkhotbah 1:16, apakah pengkhotbah mendapat sebuah masalah dengan kebanggaan atas hikmatnya?
J: Apa yang dikatakan Salomo benar; ia memiliki hikmat yang besar. Tapi ini mungkin bahwa ia bersuka atas hikmatnya, juga. Ini adalah sebuah paradoks bahwa orang yang sama dapat menulis Amsal 3:5-7, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. ... Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak ..." dan namun kemudian Salomo menganggap dirinya bijak dan mencari hikmat terlebih dahulu. (Walaupun akhirnya Salomo melihat bahwa hikmat yang sejati berada di luar dirinya, seperti dikatakan dalam Pengkhotbah 7:23-24).
Ini adalah kasus mengenai "lakukan apa yang Salomo katakan, bukan yang ia lakukan." Kita harus mendengarkan apa yang Tuhan katakan melalui Salomo, dan mempelajari apa yang sejujurnya Alkitab tunjukkan pada kita dari kesalahannya Salomo.

P: Dalam Pengkhotbah 1:17 dan Pengkhotbah 2:12, mengapa banyak orang percaya ingin memberikan hatinya untuk mengetahui kebodohan dan kebebalan?
J: Salomo mungkin menginginkannya demi mengetahui hikmat dengan mempelajari apa yang bukan hikmat. Namun, Salomo (dan kita), tidak harus ingin melakukan segala sesuatu hanya untuk belajar tentang itu. Apakah anda ingin memperlajari dari sumber pertama seperti apa lompat dari sebuah pesawat terbang tanpa parasut?
Ayat ini, seperti banyak ayat lainnya dalam Alkitab (terutama dalam Perjanjian Lama) bukanlah sebuah perintah bagi kita, tapi sebuah pengamatan yang dapat kita pelajari dari apa yang lain lakukan.

P: Dalam Pengkhotbah 1:17, apakah ini merupakah hal yang baik untuk memberikan hati anda untuk mengetahui hikmat?
J: Sebenarnya, tidak. Salomo melakukan ini, tapi Salomo tidak menurut pada Tuhan karena berlimpahnya kehidupannya yang duniawi. Kita harus memberikan hati kita pada Tuhan, dan mempelajari dan menggunakan hikmat untuk melayani Tuhan. Namun, mengasihi dan menurut pada Tuhan harus menjadi keinginan dan tujuan kita yang nomor satu, bukan hikmat.

P: Dalam Pengkhotbah 1:18, karena dalam banyak hikmat ada banyak kesusahan hati, lalu mengapa hal itu menimbulkan kebahagiaan seperti yang dikatakan dalam Amsal 3:13, dan haruskah kita menjadi bijak/ berhikmat?
J: Dibawah matahari, (atau berada jauh dari Tuhan), bahkan hikmat itu sia-sia. Tidak hanya sia-sia, tapi mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi, dan mengetahui tentang kematian dan penderitaan hanya menyebabkan kesedihan hati. Ungkapan umum "ketidaktahuan adalah kebahagiaan" tidaklah benar, tapi tanpa Tuhan kebodohan dapat mengurangi kesedihan daripada dengan hikmat.
Alkitab tidak mengajarkan bahwa kita harus hanya mendapatkan hikmat. Lebih lagi Alkitab membedakan antara hikmat duniawi dan hikmat Tuhan (Yesaya 55:8-9; 1 Korintus 1:19-25). Kita harus mencari hikmat Tuhan (Amsal 9). Namun, kita bodoh jika kita berpikir bahwa menguasai seluruh hikmat Tuhan adalah sebuah proses dimana kita akan sempurna dalam kehidupan ini. Salomo menulis dalam Amsal 3:5-7, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. ... Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak ...".

P: Dalam Pengkhotbah 2:2 karena tertawa itu bodoh di sini, haruskah orang Kristen tidak pernah tertawa?
J: Tidak. Hanya beberapa tawa yang bodoh. Semua tawa tidak mengampuni, tapi Pengkhotbah 3:4 mengatakan ada waktu yang tepat untuk tertawa. Yesus mengkritisi beberapa tawa (Luk 6:25), tapi tetap menjanjikan sebuah tawa bagi orang saleh dalam Luk 6:21. Mazmur 126:2 dan Ayub 8:21 juga menyebutkan orang benar tertawa dengan kegembiraan.

P: Dalam Pengkhotbah 2:3, haruskah umat Kristen mengikuti apa yang dicontohkan penulis, dan memberi diri mereka pada anggur?
J: Tidak. Seperti dalam tempat selir-selir dan materialisme, ada banyak hal yang disebutkan dalam Pengkhotbah, di bawah matahari, bahwa kita tidak dianjurkan untuk mengikut, juga tidak untuk mengatakan pernah mengikut.

P: Dalam Pengkhotbah 2:10, haruskah seorang yang percaya ingin memenuhi hatinya dengan seluruh kesukaan?
J: Tidak. Ketika seorang percayawan tidak seharusnya dimanjakan dalam kesenangan yang dosa, seperti minuman keras, yang tidak dimaksudkan dalam ayat ini. Ada dua hal yang diperhatikan dalam jawaban.
1. Ini mengarah pada mendapat kesenangan yang dibenarkan hukum, seperti membeli benda-benda, yang manakah dari Hukum Tuhan yang tidak melarang secara khusus?
2. Ini tetap sebuah dosa dengan hidup dalam mengejar kesenangan di dunia ini, walaupun kesenangan bukanlah hal yang jahat. Kehidupan kita seharusnya ingin mengejar agar kita mempunyai hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.

P: Apakah Pengkhotbah 2:14-15 membuktikan ketidakadaan kehidupan setelah mati?
J: Tidak. Ayat ini secara sederhana mengatakan sebuah kejadian (kematian) terjadi pada semua manusia. Di bawah matahari, manusia yang mati tidak berada di bawah matahari lagi.

P: Dalam Pengkhotbah 2:16, bagaimana tidak ada sama sekali kenang-kenangan baik dari orang yang berhikmat maupun dari orang-orang bodoh setelah kematian?
J: Ada tiga pandangan berbeda.
Orang yang mati: Ingatan yang langsung dalam pikiran dari mereka yang mati hilang dari dunia ini selamanya.
Yang lain: kenang-kenangan dari mereka yang ditinggalkan di bumi ini pudar bagi mereka yang mati. Dalam sejarah, banyak fakta tentang peradaban kuno, yang mana penting bagi orang-orang ketahui saat itu, dilupakan dan tidak berguna bagi semua orang kecuali para arkeolog saat ini.
Selamanya: bagi orang benar dan orang kafir, semua kemampuan, pengetahuan, dan hikmat dari dunia ini tidak berguna setelah kematian.

P: Dalam Pengkhotbah 2:17-18,20,23 haruskah kita "membenci kehidupan"?
J: Hal penting dalam Pengkhotbah berfokus pada "kehidupan di bawah matahari". Dengan kata lain, ini adalah kehidupan duniawi tanpa Tuhan. Pengkhotbah tidak pernah mengatakan kiita harus membenci kehidupan; lebih lagi penulis mengatakan ia membenci kehidupan. Amsal 8:35-36 mengatakan dengan baik mengenai mereka mereka yang menemukan kehidupan. Namun, mudah untuk membenci kehidupan "di bawah matahari" tanpa Tuhan. Dalam pemikiran yang ganjil, ini adalah sebuah tempat dimana pengajaran tentang Budha dan Kristen hampir semuanya setuju. Hal penting pertama dalam pengajaran Budha mengenai garis edar ganda mengatakan bahwa kehidupan itu adalah penderitaan. Sementara agama Kristen mengatakan bahwa kehidupan Kristen itu luar biasa, walaupun ada penderitaan, agama Kristen setuju dengan ajaran Budha bahwa kehidupan tanpa Tuhan yang sejati adalah dan akan menjadi penderitaan.

P: Dalam Pengkhotbah 2:21, apakah konteks dari apakah ya atau tidak anak laki-laki akan menjaga warisan?
J: Mungkin ia secara pribadi mempertanyakan hal ini mengenai anaknya, raja di masa yang akan datang, Rehoboam. Rehoboam akhirnya adalah seorang yang bodoh yang kehilangan sepuluh suku bangsanya dari kerajaannya.

P: Apakah Pengkhotbah 2:24 menunjukkan bahwa kegemaran atas makanan dan minuman itu benar?
J: Tidak. Lihat pembahasan pada Pengkhotbah 2:3. 1 Korintus 15:32 mengatakan tanpa Tuhan, tidak ada banyak pilihan, sebagaimana kegemaran atas makanan dan minuman sama baiknya dengan yang lain. Ayat ini mengatakan bahwa ketika makan dan minum adalah baik dan dari Allah, di bawah matahari tanpa Allah, maka tidak ada apapun yang bisa kita lakukan kecuali makan dan minum.

P: Karena Pengkhotbah 3:2 mengatakan ada sebuah masa untuk dilahirkan dan masa untuk meninggal, kapankah euthanasia, termasuk seorang dokter yang membantu bunuh diri, secara moral benar?
J: Kita harus pertama kali membedakan antara jenis kematian, dan melihat apa yang Alkitab katakan.
Sebuah definisi mengenai euthanasia, dari kata dalam bahasa Yunani eu thanatos yang berarti "baik/kematian yang mudah", adalah yang secara sengaja menimbulkan kematian dengan tindakan atau penghilangan sesuatu yang hidup yang tidak berjanin yang kehidupannya dianggap tidak bermanfaat, dan yang dipikir ini tidak salah secara moral untuk melakukannya. Esutanasia dapat menjadi sukarela atau tidak sukarela pada bagian pasien, dan secara aktif membunuh, atau dengan pasif memotong pengobatan, makanan, air, atau kehangatan. Tentunya, bagaimana seseorang menggambarkan keberadaan yang tidak diinginkan, apakah bagi dirinya sendiri atau orang lain, adalah pokok persoalan yang dapat dinterpretasi dengan luas.
Euthanasia aktif yang tidak sukarela dari keberadaan yang tidak diinginkan dilakukan secara luas pada zaman Nazi di Jerman; saat ini kita menyebutnya Holocaust. Uganda, Komunis Cina, dan Komunis Uni Sovyet, juga memiliki holocaust mereka sendiri. Euthanasia aktif yang tidak sukarela hanya untuk penjahat tertentu, tapi bertambah tua seharusnya bukan kejahatan.
Hukum euthanasia aktif yang sukarela yang paling liberal saat ini di Belanda. Namun, karena para dokter di sana mempunyai hak untuk melakukan euthanasia sukarela, sebuah buku kecil A Christian Response to Physician-Assisted Suicide hal.12-13 melaporkan bahwa sebuah penelitian di Belanda (Herbert Hendin, Chris Rutenfrans, dan Zbigniew Zylicz "Dokter yang membantu bunuh diri dan euthanasia di Belanda" Journal of American Medical Association 277 (1977) hal.1720-1722.) menemukan bahwa ada lebih banyak euthanasia yang tidak sukarela dari pada yang sukarela. Ini rupanya adalah sebuah "lereng yang licin" dari euthanasia sukarela menjadi tidak sukarela, sebagaimana para korban jarang melakukan komplain.
Mengijinkan kematian, juga disebut euthanasia pasif, dapat menjadi sebuah peringanan penderitaan bagi penderita penyakit kronis, yang ingin mati lebih cepat dan tidak ingin mengalami sakit lebih lama. Itu tidak hanya dapat berarti menggunakan ukuran dari obat-obatan secara berlebihan. Euthanasia pasif juga dapat menjadi kekejaman, bagi mereka yang tidak ingin mati, dan mereka yang tidak dalam kondisi penyakit kronis. Kita tidak seharusnya sebaliknya membiarkan orang yang sehat meninggal hanya karena kekurangan makanan. Siapakah kita, yang mengatakan kehidupan seseorang tidak berharga, kecuali oaring itu sendiri yang berpikir seperti itu.
Bunuh diri hanya dilakukan dalam Alkitab oleh Yudas Iskariot, Saul, dan Samson. Dalam zaman gereja awal, Lactantius (tahun 260-330 A.D.) menulis bahwa kejahatan bunuh diri adalah lebih buruk daripada membunuh orang lain, dalam bukunya The Divine Institutes 3:19. Bunuh diri adalah dosa, tapi Alkitab tidak mengatakan bahwa hal ini tidak bisa dimaafkan. Sejarahwan gereja awal Eusebius (tahun 325 A.D.) menceritakan bagaimana enam wanita Kristen, pada tiga kejadian yang berbeda melakukan bunuh diri daripada melakukan tindak kekerasan seksual (Ecclesiastical History bagian 12 dan 14).
Singkatnya, Alkitab melarang pembunuhan, yang termasuk bunuh diri dan banyak bentuk dari euthanasia pada manusia. Alkitab tidak melarang apa yang disebut "euthanasia pasif, atau secara sukarela", dimana prosedur pengobatan yang dengan sangat bagus tidak berikan, atau pasien diijinkan untuk mati secara alami. Ketika Alkitab tidak mengatakan bunuh diri adalah BOLEH, lihatlah pertanyaan berikut mengenai apa yang Alkitab katakan yang berhubungan dengan kematian.
Walaupun euthanasia salah, putusan agama Kristen menggunakan pengobatan medis dapat menjadi berarti.

P: Dalam Pengkhotbah 3:2, apa yang Alkitab ajarkan tentang meninggal?
J: Ketika Alkitab tidak menggunakan term kata "euthanasia" pada ayat-ayatnya, kita dapat mempelajari dari 22 ayat berikut ini yang berhubungan dengan meninggal.
...Nilai-nilai
Dalam kematian seperti yang lain, dunia menawarkan kita filosofi yang menyesatkan dan hampa, tapi kita harus mengikuti apa yang Tuhan ajarkan pada kita (Kolose 2:9; 1 Korintus 1:19-23; Yohanes 10:16). Jangan hanya melakukan apa yang benar menurut anggapan kita sendiri (Hakim-hakim 21:25).
Kita berharga karena semua manusia diciptakan dalam citra Tuhan (Kejadian 1:26-27; Mazmur 8:4-5). Kita diciptakan dasyat dan ajaib (Mazmur 139:14).
Kita diajarkan untuk menghargai orang yang lebih tua (Imamat 19:32; 1 Timotius 5:2).
Kita diajarkan untuk menolong (bukan membunuh) yatim piatu, janda, orang yang sakit, para narapidana, dan komunitas lain yang mungkin tidak diinginkan (Yakobus 1:27; Ulangan 15:11; Mazmur 68:5; Matius 25:35-36,42-44; Zakharia 7:9-10; Ibrani 13:3).
...Perbuatan
Kita tidak diharuskan membunuh, dan manusia yang dengan segaja membunuh dapat dihukum mati (Kejadian 9:6; Keluaran 20:13; 21:12; Ulangan 5:17).
Membunuh tidak termasuk tindakan yang sah dalam hukum dan perang (Kejadian 9:6; Keluaran 21:12; Mazmur 144:1; Ulangan 20:10-18) Seseorang dapat membunuh untuk mempertahankan diri. (Keluaran 22:2).
Membunuh dan memburu binatang BOLEH (Kisah Para Rasul 10:10-15; Imamat 17:13; Keluaran-Ulangan), tapi jangan berbuat kejam pada mereka (Amsal 12:10).
Umat Kristen harus memberikan penghiburan dari Tuhan (2 Korintus 1:4-6) dan berbelas kasihan pada semua (Kolose 3:12; 1 Korintus 13:4; Efesus 4:32; Amsal 11:16-17; 1 Tesalonika 5:15). Kasih Tuhan pada kita berlangsung sampai selama-lamanya (Mazmur 107:1-2).
Tak ada seseorang yang dapat mengambil kekayaan duniawi mereka yang ada bersama mereka (Lukas 12:18-21; Mazmur 37:7-10), maka berikanlah pada keluarga anda dan orang lain (Amsal 13:22; 17:2; 19:14; Mazmur 17:14; 1 Timotius 5:3-5,8,16) dan berikanlah pada pekerjaan Tuhan (Amsal 3:9; 1 Korintus 16:2; 2 Korintus 8:1-8; 9:6-12; Hagai 1:3-11).
Kita harus berani menghadapi kematian (Mazmur 23:1; Roma 8:35-39; Wahyu 2:11,13), dan tidak takut (1 Yohanes 4:18), karena hidup adalah Kristus dan untuk mati adalah keuntungan. (Filipi 1:20-21). Berdoa pada Tuhan ketika anda sedang dekat dengan kematian (Mazmur 18:4-6; 116:3; 142; Filipi 4:6-7). Kita menemukan ketenangan dalam Tuhan sendiri (Mazmur 62:1).
Walaupun secara umum kita tidak mabuk, minuman keras bagus untuk membuat kematian(Amsal 31:6-7).
...Pengertian
Sepanjang masa, tidak hanya dekat dengan kematian, kita harus sadar bahwa kehidupan kita di bumi berlalu cepat (Mazmur 39:4-6; 90:3-6; 144:4; Yakobus 1:10-11).
Tuhan sudah sangat mengetahui setiap hari dari kehidupan kita (Mazmur 139:16).
Berharga di mata Tuhan kematian orang-orang yang dikasihiNya. (Mazmur 116:15) Tuhan ada dalam cara yang istimewa bagi mereka yang berseru kepadaNya (Mazmur 145:18,20).
Orang dapat menjadi sangat sedih karena kehilangan harapannya dalam kehidupan ini (2 Korintus 1:8-9), tapi tidak membenarkan bunuh diri.
In some cases, suffering and trials can have beneficial results (Yakobus 1:2) dan kita dapat memuliakan Tuhan (2 Petrus 4:7) seperti yang dilakukan Ayub. Penderitaan kita akan terlihat kecil dibandingkan dengan kemuliaan di Surga. (1 Petrus 1:6-9, 1 Korintus 2:9).
Ketika seringkali tidak melihat maksud Tuhan pada hal-hal sekarang ini (Mazmur 42,43,74,79,88; Ayub), pada akhirnya kita akan melihatnya bsgaimana Tuhan bekerja atas segala sesuatu (Habakuk 1:1-11; 1:12-17; 2), melihat hikmat, keadilan, kasih, dan kemurahan Tuhan, tidak ada ratap tangis di Surga (Wahyu 21:4).
Penderitaan dan kematian dapat menjadi sesuatu yang kesewenang-wenangan dan tidak adil (Lukas 13:1-2; Yehezkiel 13:19), tapi Yesus memahami kondisi kita, karena juga Ia mengalami ketidakadilan dari penderitaan dan kematian (Mazmur 22:1; Kisah Para Rasul 3:13-15).
Kita harus mempunyai keinginan untuk bersama dengan Kristus, tapi lihatlah kebajikan dari siss-sisa di bumi, muliakanlah Tuhan dan bantulah orang lain (Filipi 1:22-23; 3:12-15; 2 Petrus 1:5-8).
Bagi orang yang bukan Kristen, Tuhan tidak berlambatan, tapi ingin agar manusia mempunyai waktu untuk bertobat (2 Petrus 3:9).
...Harapan
Manusia yang meninggal dengan tidak baik atau tidak alami, atau juga sebelumnya ke Neraka atau ke Surga (Roma 8:20-23; 5:13; 1 Korintus 15:22; 1 Korintus 15:42-58). Meskipun demikian, segala sesuatu bekerja bersama sebagai sebuah bagian dari rencana Tuhan, dan demi kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah (Efesus1:11; Roma 8:28).
Surga adalah adalah sebuah tempat tanpa adanya penderitaan, kematian atau rasa sakit (Wahyu 21:4-5).
Kesimpulannya, kita tidak takut akan kematian atau mengabaikannya, juga tidak memusatkan perhatian kita pada hal itu setiap waktu. Lebih lagi, orang percaya harus melihat kehidupan kita di dunia, dan kematian kita, sebagai bagian yang tersatukan dalam perjanlanan kita menuju kepada yang terbaik dari segala kemungkinan dunia, yaitu rumah kita yang kekal bersama Tuhan.

P: Dalam Pengkhotbah 3:3, apakah benar-benar ada waktu untuk membunuh?
J: Ada waktu untuk membunuh tanaman dan binatang, tapi itu tidak berhubungan dengan apa yang dikatakan ayat ini. Ya, ada waktu untuk membunuh, seperti halnya ada waktu untuk berperang dalam Pengkhotbah 3:8.

P: Dalam Pengkhotbah 3:8, apakah ada masa untuk para percayawan untuk membenci?
J: Ya dalam dua cara.
Dalam Perjanjian Lama, para percayawan belum pernah diajarkan mengenai mengasihi semua orang, termasuk musuh mereka.
Dalam setiap waktu, orang yang percaya diajarkan untuk membenci dosa.

P: Apakah Pengkhotbah 3:13 merupakan semacam kegemaran akan makanan dan minuman pada orang Kristen-Judeo?
J: Penting untuk memahami hal yang utama dari kitab Pengkhotbah sebelum mencoba menggeneralisir dari ayat-ayat itu secara individu. Pengkhotbah 3:13 pada khususnya, dan keseluruhan dari isi kitab Pengkhotbah pada umumnya, memberikan sebuah penggambaran yang akurat (dan yang muram) tentang kehidupan di bawah matahari tanpa Tuhan.

P: Apakah Pengkhotbah 3:19-21 mengajarkan tidak ada alam baka?
J: Tidak. Tiga hal yang diperhatikan dalam menjawab.
1. Ini dapat diterjemahkan "siapa yang tahu jika nafas manusia yang naik atau ...". Kata "jika" sebenarnya tidak ada dalam bahasa Ibrani.
2. Dengan tidak menghiraukan terjemahan, konteks Pengkhotbah adalah "kehidupan di bawah matahari", dan dalam konteks itu, alam baka bukan sesuatu yang diketahui setiap orang, kecuali oleh wahyu Tuhan. Secara fisik tubuh, mati dan busuk sama saja; namun, pada kebangkitan dan hari penghakiman hal itu berbeda.
3. "Metode" dari Pengkhotbah utamanya adalah penelitian empiris, seperti Pengkhotbah 1:14,17; 2:1-10; 2:11-13; 3:16; 4:1; 6:1,11; 7:15,27; 8:9,11; 9:11,13. Oleh karena itu, keragu-raguan untuk mengajarkan kehidupan di alam baka sesuai dengan metode dari Pengkhotbah, dan pesimisme dari kitab ini "jika ini hanyalah kehidupan satu-satunya".

P: Apakah Pengkhotbah 3:21 mengajarkan bahwa seekor binatang memiliki nafas seperti seorang manusia?
J: Bahasa Ibrani di sini sebenarnya "nafas", yang mana mempunyai banyak arti. Ayat ini tidak menjawab pertanyaan ini. Semua yang dikatakan oleh penulis kitab Pengkhotbah, adalah dari pengamatan apa yang terjadi di bawah matahari, seseorang tidak bisa mengatakan apa yang terjadi tentang kehidupan manusia atau binatang di alam baka. Lihat juga pembahasan pada 2 Petrus 2:5 dan Wahyu 16:3 untuk informasi lebih lengkap.

P: Dalam Pengkhotbah 4:1, Pengkhotbah 5:8-9; Pengkhotbah 8:9; dan Pengkhotbah 10:16-20, bagaimana semua ketidakadilan dan penindasan ini terjadi dalam pemerintahan Salomo?
J: Diluar dari apakah Salomo adalah penulisnya atau bukan, penulis tidak mengatakan itu terjadi di bawah pemerintahannya. Hal-hal ini terjadi beberapa kali pada Israel dalam kitab Hakim-hakim, dan dalam masa Salomo juga terjadi pada yang lain.

P: Dalam Pengkhotbah 4:2, apakah ini benar-benar lebih baik untuk penindasan supaya mati daripada membiarkan hidup?
J: Itu tergantung. Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam jawaban.
1. Pengkhotbah ditulis dari pandangan tentang "kehidupan di bawah matahari", tanpa Tuhan. Dari pandangan ini, pastinya lebih baik menindas orang hingga mati daripada membiarkannya hidup.
2. Dari pandangan yang keabadian, juga dikatakan lebih mudah untuk menindas orang percaya hingga mati dan pergi ke Surga daripada hidup di bumi.

P: Dalam Pengkhotbah 4:11, karena lebih baik tidur bersama daripada tidur sendiri, apakah hubungan seksual di luar pernikahan lebih baik dari membujang/perawan?
J: Tidak. Ketika kebersamaan adalah hal yang baik, mencoba untuk tidak menurut pada Tuhan dan "mengambil jalan cepat" dari ini adalah dosa. Dalam pandangan yang sama, ketika lebih baik untuk memiliki uang daripada tidak punya uang sama sekali, seorang yang tidak mempunyai uang tidak akan diijinkan oleh Tuhan untuk merampok bank.
Banyak (tapi tidak semuanya) dosa yang coba dilakukan orang untuk mengambil "jalan yang lebih cepat", yang membangkang dari perintah Tuhan, untuk meraih apa yang menurut sekitarnya adalah hal yang baik.

P: Apakah Pengkhotbah 4:13 mengarah pada Salomo?
J: Beberapa orang berpikir demikian. Salomo sebagai orang muda namun seorang yang bijak, hanya kaya yang secukupnya saja, dan menurut pada Tuhan. Salomo tidak pernah meninggalkan Tuhan sejauh orang yang tidak percaya pada Tuhan, tapi Salomo pergi untuk menurut pada Tuhan. Mungkin ia menulis Pengkhotbah setelah ia kembali menurut pada Tuhan lagi, setelah ia melihat bahwa ia adalah seorang raja yang bodoh dan tua, dan tidak akan dibenarkan.

P: Dalam Pengkhotbah 4:13-16, pada siapakah penulis ini mengarahkan?
J: Ini tidak mengarahkan pada siapapun dalam Kerajaan di Israel. Ini mungkin adalah Yusuf, sebagaimana Yusuf memerintah di bawah Firaun. Namun, penulis tidak mengatakan secara khusus siapakah ini, mungkin karena ia ingin menggambarkan sebuah prinsip yang umum, dan tidak ingin agar manusia hanya tersendat dalam sejarah yang khusus.

P: Dalam Pengkhotbah 5:1, mengapa ayat itu menyebutkan pergi ke rumah Allah, karena Pengkhotbah mengatakan tentang kehidupan di bawah matahari yang tidak dengan Tuhan?
J: Ini menggambarkan sebuah hal yang penting. Seseorang dapat menjadi sangat religius dan namun sangat jauh dari Tuhan.

P: Dalam Pengkhotbah 6:6 dan Pengkhotbah 9:2-3, apakah setiap orang benar-benar membagi nasib mereka?
J: Dibawah matahari, ya. Pengkhotbah 7:2 mengatakan kematian adalah nasib dari setiap manusia. Cakupan dari Pengkhotbah hanya menunjukkan kehidupan di bumi, bukan kehidupan yang abadi. Tentunya, satu hal yang disetujui oleh Saksi Yehova, aliran Mormons, orang Muslim, orang Kristen, dan banyak agama bahwa pada akhirnya setiap orang tidak pergi pada tempat yang sama.

P: Dalam Pengkhotbah 7:1, apakah arti dari yang digunakan penulis dari kata "minyak" di sini?
J: "Minyak" biasanya memiliki bau yang kuat. Itu digunakan untuk kegembiraan (seperti dalam wewangian) (Pengkhotbah 9:8), kesejahteraan (Ayub 29:6), dan reputasi (Kidung Agung 1:3). Minyak juga digunakan untuk meminyakin mayat.

P: Dalam Pengkhotbah 7:1, mengapa hari kematian lebih baik dari hari kelahiran?
J: Dua hal yang diperhatikan di sini.
Pengkhotbah 7:8 menjelaskan apa yang ia maksudkan. Pada hari kematian, kehidupan di bawah matahari sudah berakhir, dan kita telah menyelesaikan segala sesuatu di bumi yang harus kita selesaikan. Sebelum kita membesarkan kesombongan kita atas penyelesaian kita, tunggulah sampai akhirnya, pada hari kematian, untuk melihat bagaimana segala sesuatunya akan dilepaskan. Harta yang abadi dan sementara dari sebuah nama baik setelah anda mati, lebih baik daripada kesenangan yang sementara yang tidak lebih lama daripada bau harum dari wewangian.
Pengkhotbah 7:2 mengatakan mengapa kita harus memperhatikan ini. Mengingat bahwa kematian terjadi pada seluruh manusia, akan membantu kita fokus pada pandangan keabadian daripada kehidupan yang sebentar di bawah matahari.

P: Dalam Pengkhotbah 7:16, bagaimana maksudnya bahwa manusia tidak seharusnya sangat ingin menjadi saleh, karena kita diharapkan untuk kesempurnaan seperti yang dikatakan 2 Kor 13:11?
J: Dalam Filipi 3:12-14, Paulus menganjurkan para orang percaya untuk melanjutkan pada tujuan, dan kita diajarkan untuk berperang untuk menjadi sempurna seperti Bapa kita di Surga sempurna menurut Matius 5:48. Kita tidak pernah dapat menjadi terlalu seperti Kristus. Namun, manusia dapat "terlalu saleh" bukan hanya dalam satu hal tapi tiga hal.
Kesombongan: Kita dapat sayangnya menjadi sombong atas kesalehan kita, pelayanan kita pada yang lain, perilaku kita yang membaca Alkitab, dan perjalanan kita bersama Tuhan.
Kebenaran diri: Ini sebenarnya agak berbeda (dan mungkin lebih buruk) dari hanya kesombongan. Kita dapat mencoba percaya pada kebenaran kita sendiri daripada percaya pada kemurahan dan anugrah Tuhan, seperti yang dilakukan bangsa Yahudi dalam Roma 10:3. Seorang tidak dapat menjadi terlalu saleh, tapi ia bisa menjadi orang yang sangat ingin menjadi saleh.
Kekeliruan dari kesempurnaan yang tidak berdosa: beberapa orang, terutama dalam beberapa Gereja Kekudusan, percaya mereka dapat menjadi sempurna tanpa dosa dalam kehidupan ini, bertentangan dengan 1 Yohanes 1:10. Manusia seperti ini entah mereka tidak mengetahui diri mereka dengan baik, atau lebih umum lagi, mereka tidak memahami dosa dengan baik. Suatu waktu seorang pemimpin dalam kelompok yang seperti ini berkata pada seorang pemimpin kemping bahwa ia telah mencapai kesempurnaan yang tanpa dosa. Pemimpin kemping, agak terkejut dengan pernyataan ini, dan bertanya nomor telepon orang tersebut. Pemimpin kelompok itu bertanya kenapa. Pemimpin kemping itu berkata bahwa nomor ini untuk menelopon istrinya dan bertanya apakah istrinya itu juga menganggap suaminya itu orang yang sempurna tanpa dosa. Pemimpin kelompok itu lalu mengumpat dan berkata "saya tidak mengartikan bahwa saya tidak melakukan kesalahan kecil". Beberapa orang, seperti Pendeta Moon, menyatakan dirinya adalah orang yang sempurna tanpa dosa. Umat Katholik menyatakan bahwa Maria adalah pribadi yang sempurna tanpa dosa. Namun, ketika Maria memuji Tuhan dalam Lukas 1:46-55, Maria menyebut Yesus Juru Selamatnya juga, dalam Lukas 1:47. Nyatanya, bahkan Maria membutuhkan seorang Juru Selamat.
Ayat ini tidak mengartikan kita muncul menjadi orang yang sangat saleh di depan orang lain, tapi lebih kepada bentuk refleksi dari kata kerja yang berarti kita melihat diri kita untuk lebih menjadi lebih saleh dari kita yang sekarang ini. Ini mirip dengan Amsal 3:7, dimana dikatakan janganlah menganggap diri sendiri bijak.

P: Dalam Pengkhotbah 7:19, bagaimana seorang yang bijak lebih kuat daripada sepuluh penguasa?
J: Seseorang yang bisa mencegah sebuah perang akan memiliki tentara yang lebih kuat daripada seseorang yang bertarung setelah perang selesai. Seseorang yang dapat berteman dan bergabung dengan mereka lebih aman daripada seseorang yang selalu ingin berperang untuk bertahan.
Salomo secara pribadi mengalami hal ini. Selama masa keemasan kerajaan Salomo, Asiria dan Babel menjadi lebih lemah. Kekuatan terbesar di Timur Tengah pada daratan dan laut adalah Mesir dan Punisia, dan Salomo memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan mereka.

P: Dalam Pengkhotbah 7:28, mengapa Pengajar menemukan seorang laki-laki diantara seribu, tapi tidak menemukan seorang perempuan?
J: Ini adalah apa yang secara personal pengajar biasa temukan, perkataan Tuhan tidak benar pada segala hal. Sebenarnya walaupun demikian, ada seorang laki-laki, Yesus, dan di Surga, semua laki-laki dan perempuan akan berdiri tegak.

P: Dalam Pengkhotbah 8:2-5, haruskah kita selalu menuruti raja-raja, tanpa mempertimbangkan apakah mereka memrintahkan sesuatu yang baik atau jahat?
J: Tidak. Sebuah analogi mungkin dapat membantu. Tanpa mempertimbangkan apakah seorang pemerintah menyukai seluruh hukum dalam sebuah negara, masyarakat patriotic seharusnya menuruti hukum dari daerahnya, kecuali dimana hukum daerah bertentangan dengan hukum negara. Di luar dari apakah pemerintah menyukai hukum Tuhan atau tidak, seluruh masyarakat harus menuruti hukum negara, kecuali dimana hukum itu bertentangan dengan hukum Tuhan.

P: Dalam Pengkhotbah 8:12, bagaimana bisa seorang fasik dapat hidup seratus kali lebih lama, karena Tuhan memberikan pada orang benar usia yang panjang?
J: Pengkhotbah 8:12 tidak menjanjikan apapun pada orang fasik, tapi berkata mengenai ketidakadilan dalam kehidupan seperti yang diterima hanya dari kehidupan "di bawah matahari". Beberapa orang (tidak semua) fasik hidup dengan panjang usia di bumi. Tentunya, bahkan kehidupan yang terlama di bumi tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan abadi.
Martin Gardiner, seorang editor terdahulu dari buku Scientific American, dan seorang agnotis, menulis sebuah tulisan yang hebat dimana ia menemukan poin yang tepat dalam kitab ini, The Whys of a Philosophical Scrivener. Tentunya, Gardiner menemukan ini hampir 3000 tahun setelah Salomo menemukannya.

P: Dalam Pengkhotbah 9:5-6 dan Mazmur 6:5, apakah manusia tidak sadar dan tidak tahu akan kematian, karena orang mati tidak tahu apa-apa?
J: Orang mati tidak mempunyai ingatan dalam dunia ini, bukan tidak ingat tentang dunia ini, seperti yang dikatakan dalam When Critics Ask hal.259. Pemikiran ini adalah sesuai sekali dengan tujuan utama dari Pengkhotbah, ketidakberartian dari kehidupan di bawah matahari.
Bahasa Ibrani untuk kata "mengetahui" dalam Pengkhotbah 9:5-6, yada, menarik karena memiliki makna yang luas. Strong's Concordance mengatakan "sebuah kata dasar yang sederhana; mengetahui (dengan pasti dengan melihat); digunakan dalam variasi yang besar sebagai pengertian, perlambang, tata bahasa, ungkapan yang lembut, dan kausatif. Perintah, penunjukkan, hukuman, dan lain sebagainya. [seperti berikut ini]:" mengakui, berteman, menasehati, menjawab, mengangkat, pasti, berwaspada, dan lain sebagainya. Persamaan kata lain yang menarik dalam Strong's Concordance adalah menyatakan, memerintah, mengatakan dan merasakan.
Dari variasi kata dari "mengetahui", kata ini tepat dalam hal ini, karena "orang mati tidak mengetahui apapun" dalam empat hal.
1. Orang mati tidak tidak melihat (dengan pasti) apapun lagi yang ada di bawah matahari.
2. Apapun pengetahuan dan pengalaman yang mereka pernah alami dan pelajari, pengetahuan itu hilang di bawah matahari, karena mereka tidak dapat membawa itu.
3. Seperti dalam ayat 5, orang yang mati (secara rohani dan jasmani) tidak mempunyai harapan dan tidak berpengetahuan mengenai masa depan. Bahkan orang fasik di atas bumi ini dapat memiliki harapan bertobat dan diselamatkan ketika mereka masih bernafas dengan udara di bawah matahari.
4. Mereka tidak mengetahui upah. Seperti dalam Ayub 14:21, orang mati tidak mempunyai pengetahuan mengenai upah yang mulia atau tidak mulia dalam ingatan mereka, atau bagaimana mereka dengan cepat dilupakan.

P: Dalam Pengkhotbah 9:7-9 dan Pengkhotbah 11:3-10 menekankan bahwa apakah kita harus berbahagia hidup di bawah matahari dalam hidup kita yang sia-sia?
J: Ironi berarti menggunakan beberapa kata untuk mengungkapkan lawan kata yang tepat mengenai apa yang biasanya mereka artikan. Tuhan menggunakan ironi dalam sejumlah pasal di Alkitab, dan ini adalah sebuah contoh yang jelas di sini.
Manusia yang "di bawah matahari", yang tidak pernah mencari Tuhan, harus mencoba dengan sangat sulit sebanyak apapun yang mereka bisa untuk berbahagia dalam kehidupan, karena mereka tidak akan memiliki kegembiraan setelah mereka mati. Membayangkan ketenangan itu sebagaimana membuat anda harus berhenti dari kesibukan untuk menikmati kesenangan di tahun ini - dan memiliki masa-masa yang menyenangkan.

P: Dalam Pengkhotbah 9:10, apakah maksud dari melakukan apapun yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan?
J: Ini adalah sebuah bagian dari bab yang lebih besar, Pengkhotbah 9:7-10, dimana nasehatnya adalah ironis. (sebuah ironi adalah sesuatu yang dikatakan yang mempunyai makna yang berlawanan dari kata-katanya itu, seperti missal "kamu harus bekerja sekeras mungkin saat ini untuk mendapatkan uang untuk dirimu sendiri, jika kamu akan mati besok").
Makna disini adalah bahwa jika anda akan hidup di bawah matahari (tanpa Tuhan), kerja keras pada apapun, karena itu semua akan lenyap ketika anda mati.

P: Dalam Pengkhotbah 9:11, bagaimana bisa "waktu dan nasib terjadi pada mereka semua" karena Tuhan dengan kuasanya memerintah segala sesuatunya?
J: Tuhan berada di luar waktu, namun waktu nyatanya dibuat olehNya untuk ciptaanNya. Tuhan tidak butuh menebak apapun, tapi Tuhan membuat hukum kemungkinan sebagai bagian dari hukum alam bagi ciptaanNya. Kekacauan, dan apa yang biasanya kita sebut nasib, adalah beberapa "penguasan" yang Tuhan gunakan dalam lukisan dinding dari kenyataan.

P: Jika Pengkhotbah 9:12 mengatakan tidak ada manusia yang mengetahui kapan waktunya akan datang, bagaimana dengan para penjahat yang memiliki tanggal dan waktu yang disiapkan untuk hukuman mati mereka?
J: Manusia umumnya tidak mengetahui kapan mereka akan mati, dan seringkali dapat terlihat sangat tiba-tiba ketika kematian itu datang. Namun, ayat ini adalah benar walaupun seorang penjahat diberitahukan detiknya yang tepat mengenai pelaksanaan hukuman matinya. Karena, sampai peristiwa itu terjadi, bahkan penjahat itu tidak tahu secara pasti bahwa mereka akan mati pada detik itu.

P: Dalam Pengkhotbah 10:2, apakah Tuhan berprasangka terhadap orang yang kidal?
J: Tidak. Beberapa laki-laki dari suku Benyamin dianggap sebagai pilihan sebagai laskar karena memiliki tangan kidal, dalam Hakim-hakim 20:16. Walaupun suku Benyamin berbuat dosa dengan pergi ke medan perang, dan kekidalan disebutkan secara khusus, kekidalan tangan mereka atau tidak, tidak berhubungan dengan mereka menjadi orang yang baik atau buruk.
Pengkhotbah 10:2 dengan sederhana menggunakan bahasa sehari-hari untuk yang baik dan yang buruk. Tuhan dapat dengan mudah menyampaikan yang dapat dimengerti, dengan menggunakan bahasa percakapan yang Ia inginkan.

P: Apa yang diartikan dari Pengkhotbah 11:6-7?
J: Ayat-ayat ini dengan cepat menutupi beberapa tipikal yang kompleks mengenai beberapa peristiwa. Ada dua pola yang menjalin di sini.
Dapat dirubah vs. Tidak dapat dirubah: Sebuah biji yang bertunas dalam Pengkhotbah 11:6 adalah sebuah contoh dari peristiwa yang tidak dapat dirubah, sementara Pengkhotbah 11:7 menunjukkan sebuah peristiwa yang "dapat dirubah". Pengkhotbah 11:8 berbicara mengenai masa tua. Apakah anda sudah bersiap untuk peristiwa anda yang terakhir, yang secara alami dan tidak dapat dihindarkan dan tidak dapat dirubah?
Penuh harapan vs. Tidak dapat dihindarkan: Bijak bagi seorang petani untuk bekerja keras dalam semua ladangnya, walaupun ia tidak mengetahui yang mana yang akan menghasilkan yang baik, atau ada harapan lain. Di lain hal, tanpa Tuhan, kedatangan "hari-hari yang gelap" tidak dapat dihindarkan.

P: Dalam Pengkhotbah 11:9, haruskah seorang pemuda mengikuti hatinya, atau Tuhan?
J: Sarkasmen terkadang digunakan dalam Kitab Suci, dan sarkasme yang ironis dari Pengkhotbah 11:9 hanya dibuat untuk menjelaskan dalam frase terakhir dari ayat ini. Dengan kata lain, berbahagialan, lakukanlah segala yang kamu inginkan, "tapi ketahuilah bahwa semua hal ini akan dibawa oleh Tuhan pada hari Penghakiman".
Haley's Alleged Discrepancies of the Bible hal.250 menyebutkan bahwa para komentator Yahudi, Menasseh ben Israel, Aben Ezra, dan Rashi semuanya melihat ini sebagai kalimat yang ironis. (Ironis berarti pernyataan yang menyampaikan lawan kata dari kata-kata yang diartikan harfiah, seperti ketika seseorang mengatakan "bersenang-senanglah tanpa Tuhan", ketika seseorang menyadari betapa hampanya dan tidak menyenangkannya kehidupan yang abadi dengan tanpa Tuhan.

P: Dalam Pengkhotbah 11:10, mengapa kemudaan dan kekuatan sia-sia?
J: Bagi seseorang hidup "di bawah matahari", kemudaan dan kekuatan mereka dapat terlihat sangat sia-sia ketika mereka menjadi tua.

P: Dalam Pengkhotbah 11:10, karena segala sesuatu yang ditulis oleh pengajar adalah benar dan jujur, mengapa beberapa pernyataan dalam Pengkhotbah mengenai "di bawah matahari" bertentangan dengan pasal-pasal lain dalam Alkitab?
J: Seorang ahli hukum adalah yang menolak menggunakan konteks, dan konteks ini, atau kehidupan di bawah matahari, utamanya penting dalam hal ini. Satu contoh yang paling mencolok dengan menggunakan sebuah ayat di luar konteks adalah seorang dokter kulit yang mengatakan Alkitab mengatakan "kulit untuk kulit, seorang manusia akan memberikan apapun yang ia punya untuk kulitnya." Namun, ia lupa tiga kalimat sebelumnya: "Dan Setan mengatakan".

P: Dalam Pengkhotbah 12:1-8, mengapa ayat ini sangat menyedihkan? Kita sudah mendapatkannya dalam Pengkhotbah 11:8.
J: Bahkan saat ini, sejumlah besar manusia masih tidak mendapatkan hal yang dimaksudkan mengenai hidup untuk keabadian malahan mengerti kehidupan untuk saat ini. Mungkin manusia harus mengembangkan pengetahuan tentang ini lebih lagi.

P: Dalam Pengkhotbah 12:2-4, bagaimana terang menjadi gelap, orang-orang kuat membungkuk, suara penggilingan dan suara nyanyian menjadi lemah?
J: Ayat ini mengarah pada apa yang diperhatikan para percayawan dalam waktu yang pendek dan sementara: masa lalu.
P: Apakah Pengkhotbah 11:3, membuktikan tidak ada kesempatan keselamatan bagi mereka yang sudah mati seperti yang dikatakan beberapa orang?
J: Pengkhotbah 11:3 tidak membuktikan ataupun menyangkalnya. Ini adalah sebuah puisi yang berarti mengingatkan kita bahwa beberapa hal dalam kehidupan kita tidak dapat dirubah. Anda tidak bisa melakukan apapun dalam kehidupan ini, setelah anda mati.

P: Apakah Pengkhotbah 12:9-14 sebuah lampiran yang ditulis kemudian, seperti yang dikatakan dalam Asimov's Guide to the Bible hal.515?
J: Kita juga tidak memiliki bukti dari luar mengenai ini. Dalam Pengkhotbah sendiri, Pengkhotbah ditulis oleh orang pertama, dengan sebuah pengecualian untuk yang bagian akhir, maka Asimov mungkin benar disini. Jika orang kedua menulis sebuah lampiran pada kitab Pengkhotbah, maka tidak ada masalahan kekeliruan disini.

P: Dalam Pengkhotbah 12:13-14, apakah yang penting dari kitab ini yang ada dalam Alkitab?
J: Keseluruhan isi kitab Pengkhotbah, kecuali enam ayat terakhir, jikalau dipenuhi kalimat ironis. Namun, mengenai seseorang melupakan sama sekali hal yang pentingnya, penulis menghentikan kalimat ironis pada akhir pasal. Tidak ada yang penting dari kehidupan di bawah matahari daripada rasa takut kita akan Allah. Apapun yang anda putuskan, ingatlah bahwa Tuhan akan memberikan upah yang baik pada setiap hal yang baik, dan menghukum pada setiap perbuatan yang jahat.

P: Dalam Pengkhotbah, beberapa naskah asli manakah yang masih ada sampai sekarang?
J: Dead Sea scrolls: (tahun 175-150 S.M.) 3 salinan terpisah dalam lampiran 4. 4Q110 berisi dua penggalan. Salinan ini tertanggal dari akhir abad keduan S.M.
Namun, sumber lain mengatakan bahwa hanya 2 salinan yang terpisah. Disebutkan bahwa satu dari kedua itu ditulis dari tahun 175-150 S.M.
Naskah Alkitab Kristen, dari sekitar tahun 350 A.D., berisi Perjanjian Lama, termasuk kitab Pengkhotbah.
Tulisan Papirus Med. 13 (abad ketiga) memiliki bagian dari kitan Pengkhotbah.
Vaticanus (tahun 325-350 A.D.), Sinaiticus (tahun 340-350 A.D.), dan Alexandrinus (tahun 450 A.D.) masing-masing dari orang-orang ini telah menjaga seluruh isi kitab Pengkhotbah.

P: Siapakah beberapa penulis zaman awal yang menyinggung atau menggunakan ayat-ayat dari kitab Pengkhotbah?
J: Penulis dari zaman Pra-Nisen yang menggunakan atau menyinggung ayat-ayat dalam Pengkhotbah adalah:
Gembala dari Hermas (tahun 160 A.D.)
Melito/Meleto dari Sardis (tahun 170-177/180 A.D.)
Buku milik Tertulianus, Five Books Against Marcion (tahun 207/208 A.D.)
Clement dari Aleksandria (tahun 193-217/220 A.D.)
Hippolytus (tahun 222-235/6 A.D.)
Origen (tahun 225-254 A.D.)
Cyprian, Uskup dari Kartago (tahun 248-258 A.D.)
Gregory Thaumaturgus (tahun 240-265 A.D.)
Dionysius dari Aleksandria (tahun 246-256 A.D.)
Methodius dari Olympus dan Patara (tahun 260-312 A.D.)

P: Dalam Pengkhotbah, apa saja beberapa terjemahan yang berbeda antara dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani Septuagin?
J: Berikut ini adalah beberapa dari perbedaan tersebut. Dalam beberapa contoh di bawah, tulisan Masoretik adalah yang pertama, kecuali yang ada beberapa catatan. Saya berfokus utamanya pada pasal pertama, untuk mendapatkan sebuah sampel untuk seluruh isi kitab. Bacaan pertama adalah tulisan Masoretik, dan yang kedua adalah tulisan Septuagin, kecuali kalau memang ada tambahan.
Pengkhotbah 1:1 "raja di Yerusalem" vs. "raja Israel di Yerusalem"
Pengkhotbah 1:6 "angin" vs. "nya" pergi ke selatan dan kembali ke utara
Pengkhotbah 1:11 "kenang-kenangan dari masa lampau" vs. "hal-hal yang pertama"
Pengkhotbah 1:11 "sesudahnya" vs. "yang lalu"
Pengkhotbah 1:13 "langit" vs. "surga"
Pengkhotbah 1:15 "ditimbang" vs. "dihitung"
Pengkhotbah 1:17 "Kuberikan hatiku untuk mengetahui hikmat" vs. "hatiku mengetahui banyak"
Pengkhotbah 2:3 "kebebalan" vs. "kegembiraan"
Pengkhotbah 8:10 "memuji" bahasa Ibrani dan bahasa Yunani, vs. "memuji dan terlupakan" tulisan Ibrani lainnya.
Pengkhotbah 9:2 "yang baik dan yang jahat" beberapa tulisan Ibrani dan Septuagin vs. "yang baik" kebanyakan naskah dalam bahasa Ibrani.